Geografis Gunung Merapi
Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang berada di antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Sejarah Gunung Merapi
Gunung Merapi adalah yang termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Gunung ini terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerak ke bawah Lempeng Eurasia. Letusan di daerah tersebut berlangsung sejak 400.000 tahun lalu, dan sampai 10.000 tahun lalu jenis letusannya adalah efusif. Setelah itu, letusannya menjadi eksplosif, dengan lava kental yang menimbulkan kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Biografi Juru Kunci
Mbah Maridjan (nama asli: Mas Penewu Suraksohargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman pada tahun 1927) adalah seorang juru kunci Gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.Ia mulai menjabat sebagai wakil juru kunci pada tahun 1970. Juru kunci pada saat itu adalah ayah Mbah Marijan. Jabatan sebagai juru kunci lalu ia sandang sejak tahun 1982, setelah ayahnya wafat.Sejak kejadian Gunung Merapi mau meletus tahun 2006, Mbah Maridjan semakin terkenal. Karena faktor keberanian dan namanya yang dikenal oleh masyarakat luas tersebut, Mbah Marijan ditunjuk untuk menjadi bintang iklan salah satu produk minuman energi.
Keluarga
Istri Mbah Maridjan bernama Ponirah.
Mbah Maridjan mempunyai beberapa anak
* Mbah Ajungan
* Raden Ayu Surjuna
* Raden Ayu Murjana
* Raden Mas Kumambang
Mbah Ajungan menjadi penasihat presiden Sukarno tahun 1968-1969, kemudian menjadi wali Mangkunagara VIII tahun 1974-1987.Merapi
Meninggal
Pada tanggal 26 Oktober 2010, terjadi letusan gunung merapi yang disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan awan panas tersebut meluncur turun melewati kawasan tempat mbah maridjan bermukim. Mbah Maridjan Ditemukan Meninggal Dunia dalam Posisi Sujud di Dapur rumahnya.
Aktivitas Merapi
Peningkatan Status Gunung Merapi menjadi AWAS
Gunung merapi merupakan gunung tipe strato dengan ketinggian 2980 m dpl. Secara geografis terletak pada posisi 7o32,5" Lintang Selatan dan 110o26,5" Bujur Timur. Secara administratif terletak pada 4 wilayah kabupaten yaitu Kab. Sleman, Kab. Magelang, Kab. Boyolali dan Kab. Klaten. Status G. Merapi ditingkat dari normal menjadi waspada pada tanggal 20 September 2010, dan ditingkatkan menjadi siaga pada tanggal 21 Oktober 2010.
Tanggal 22 Oktober 2010 : gempa vulkanik 52 kali, gempa fase banyak 514 kali.
Tanggal 23 Oktober 2010 : gempa vulkanik 80 kali, gempa fase banyak 525 kali dan gempa frekuensi rendah 1 kali.
Tanggal 24 Oktober 2010 ; gempa vulkanik 80 kali, gempa fase banyak 588 kali dan gempa frekuensi rendah 3 kali
Pada akhir September 2010 laju inflasi bagian puncak G. Merapi rata-rata 6 mm/hari, setelah itu laju inflasi hingga 21 oktober 2010 mencapai 10,5 cm/hari, kemudian laju inflasi meningkat sangat tajam mencapai 42 cm/hari berdasarkan hasil pengukuran EDM hingga 24 Oktober 2010.
Sejak ditetapkan status Siaga terjadi peningakatan kejadian guguran kubah lava, dominan mengarah ke Selatan (Kali Gendol) dan Ke Barat Daya (Kali Krasak). Beberapa kejadian guguran dapat terdengar di Pos Pengamatan Kaliurang dan di Pos Pengamatan Babadan.Berdasarkan hasil pengamatan kegempaan, deformasi dan visual menunjukan adanya peningkatan kegiatan/aktivitas secara signifikan. Maka terhitung sejak tanggal 25 Oktober 2010 pukul 06.00 WIB, status kegiatan Gunung Merapi dinaikan dari "SIAGA" menjadi "AWAS".
EFEK POSITIF MERAPI
-Debu vulkanik dapat menyuburkan tanah dalam waktu beberapa tahun kedepan. Itu lah mengapa Indonesia termasuk daerah subur. Salah satu faktornya yaitu adanya gunung api.-Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal ato panas bumi yg sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
-Sisa2 aktivitas gunung api dapat menghasikan bahan2 tambang yg berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain.
EFEK NEGATIF MERAPI
Abu VulkanikDampak kesehatan yang terjadi di luar kesehatan pernapasan atau paru, di antaranya iritasi pada mata, seperti mata berair hingga kebutaan. Kulit pun menjadi bagian yang terkena dampak akan bahaya vulkanik, di antaranya iritasi berupa gatal-gatal, bisa membuat erosi, bahkan kulit bisa terbakar karena abu vulkanik. “Hindari paparan debu vulkanik dan pergi jauh dari sumber abu vulkanik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar